100 KM



0 komentar

Sekarang adalah hari Jumat. Planing pada hari ini adalah pergi ke Ungaran. Sebuah kota yang berdiri tidak jauh dari pusat Kota Semarang. Merupakan tempat yang indah untuk berlibur, jauh dari keramain, hening, dan tenang. Tempat yang cocok untuk bersembunyi dari keramain. Tempat yang cocok juga untuk refreshing. Saya pergi ke Kota Semarang dengan memiliki sebuah target. Targetnya si simple, tidak masuk akal, dan yang pastinya tidak akan pernah terlintas di pikiran seseorang manapun, kecuali orang tua saya yang tau apa motivasi saya pergi ke Kota Ungaran. Hahahaha.


Sebelum kalian mau tau apa target saya di Kota Ungaran, saya mau bercerita sedikit tentang perjalanan saya. Perjalanan saya mulai dari kota yang cukup terkenal yang di kenal sebagai Kota Pelajar. Yap Namanya adalah Kota Yogyakarta. Perjalanan saya dimulai dari Kota Yogyakarta menuju Kota Ungaran. Merupakan pengalaman yang baru bagi saya, karena saya menuju Kota Ungaran dengan menggunakan sepeda motor. Kenapa saya bilang baru, karma biasanya saya pergi ke Kota Ungaran menggunakan bus. Hahahaha.


Perjalanan saya penuh dengan lika-liku. Pasalnya sepanjang perjalanan banyak sekali truck-truck kecil yang membuat perjalanan saya menjadi terhambat. Hal tersebut membuat saya harus melakukan tindakan yang merugikan bagi orang lain, yaitu adalah tindakan melakukan penyelipan-penyelipan terhadap kendaraan truck tersebut. Ada hal yang paling saya lucu dan rasanya ingin tertawa sendiri. Begini ceritanya, Ada suatu jalan baru yang baru berdiri dan jalan baru tersebut dilengkapi dengan lampu merah. Nah pada waktu itu jalan yang saya lewati sepi dan tidak ada kendaraan lain yang searah dengan saya. Kebetulan lampu merah itu menyala lampu merah dan secara naluri di mana-mana yang namanya lampu merah ya berhenti donk. Otomatis saya berhenti. Tetapi dalam waktu beberapa detik setelah saya berhenti beberapa motor dengan kecepatan tinggi langsung menerobos lampu merah. Satu motor, Dua motor, Tiga motor. Wah itu saya berpikir di dalam hati kenapa lampu merah, justru malah meneros lampu merah dan kenapa saya malah berhenti. Wkwkwkwk. Ya sudah, saya lebih memilih menunggu lampu hijau menyala baru jalan dari pada jalan pada saat lampu merah dan kena tilang. Wkwkwk. Alasannya simple kenapa saya takut jalan pada saat lampu menyala berwarna merah, “Takut Kena Tilang Saya”. Wkwkkwkw.


Ok lanjut ceritanya, banyak hal-hal yang berubah ketika saya melintas. Salah satunya adalah sebuah pasar yang dulu terbakar. Pasar tersebut dulu ketika saya melintas dengan bus, pedagang-pedagang yang berjualan di pasar tersebut menempati dagangannya di jalan raya. Sehingga mengakibatkan jalan tertutup dan arah yang menuju Kota Yogyakarta di alihkan melalui jalan baru. Tetapi hari ini ketika saya melintas, para pedagang tersebut sudah menjualkan barang dagangannya di dalam lokasi pasar. Kemudian ada dulu beberapa bulan sebelum hari ini melintas, ada pos polisi yang berdiri di daerah tersebut, tetapi hari ini ketika saya melintas Kota Ungaran pos polisi tersebut sudah dimusnahkan. #Tragis dimusnahkan. Wkwkwk.


Mungkin itu sebuah pengalaman kecil saya menuju Kota Ungaran. Perjalanan yang melelahkan tapi merupakan sebuah perjalanan yang mendapatkan pengalaman yang cukup menarik. Ok jadi saya jelaskan motivasi saya dating ke Kota Ungaran yang tidak pernah terlintas di akal seseorang kecuali orang tua saya adalah “Saya pergi untuk makan nasi goreng babat. Wkwkwwk” Motivasi yang cukup tidak masuk akal dan dengan hal tersebut memotivasi saya juga untuk memberanikan diri pergi dengan menggunakan sepda motor. #Biasanya Naik Bus. Hahahaha.

Ok sampai disini dulu kisah perjalanan saya menuju Kota Ungaran yang ditempuh hanya dengan jarak kurang lebih #100 KM. 

Sampai jumpa lagi dalam perjalan saya yang tentunya belum pernah orang #duga

Share on :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

newer post older post